Isu Publik dan Profesionalisme Guru??

 -->

Pernakah Anda mendengar pernyataan seperti ini?  “Hei, jangan makan bakso X!! Gosipnya, bakso tersebut mengandung boraks dan formalin.” Pernakah Anda mendengar pemberitaan di televisi bahwa beberapa pedagang gorengan yang tidak bertanggung jawab mencampur minyak yang akan digunakan untuk menggoreng dengan plastik? Bagaimana tanggapan Anda terhadap kedua pernyataan tersebut jika posisi Anda adalah orang awam/biasa? Apakah pendapat Anda akan sama atau berbeda jika dibandingkan dengan pendapat seorang pelajar/ mahasiswa? Lalu, bagaimana dengan pendapat pendidik, khususnya guru kimia SMA menanggapi hal tersebut?
Tentu saja, ada segelintir jawaban yang mungkin ada dalam benak Anda, apapun posisi diri Anda sekarang, baik itu sebagai orang awam, pelajar/mahasiswa, maupun tenaga pendidik. Saat ini, fakta menjawab bahwa sebagian orang akan memilih untuk lebih berhati-hati dalam memilih makanan setelah mendengar pernyataan-pernyataan seperti itu tanpa mengklarifikasi kebenarannya, sebagian lagi hanya mengabaikan pendapat tersebut dan tetap mengonsumsi makanan seperti biasa karena mereka beranggapan bahwa hal-hal yang tidak bertanggung jawab tersebut sudah dilakukan sejak dulu tetapi mereka tetap sehat meskipun mengonsumsi makanan-makanan tersebut, dan ada beberapa pihak yang memilih informasi yang lebih valid tentang kebenaran isu-isu yang sedang berkembang, bahkan mereka berusaha mencari informasi terkait zat-zat yang dianggap masyarakat cukup berbahaya jika terkandung di dalam bahan makanan yang kita konsumsi.
Orang-orang yang masuk dalam golongan ketiga hanya terdapat dalam kelompok kecil, seperti kelompok orang yang berpendidikan tinggi yang dipandang memiliki perhatian lebih terhadap kesehatan, baik pribadi maupun masyarakat. Padahal, cara berpikir seperti itu seharusnya tidak hanya dimiliki oleh -->
“kaum intelektual” atau berpendidikan tinggi. Ini hanya masalah seberapa peduli seseorang terhadap suatu isu yang sedang berkembang di masyarakat terutama jika isu tersebut terkait masalah kesehatan. Jadi, semua orang mempunyai potensi untuk menanggapi suatu isu dengan lebih bijaksana dan tidak akan mudah terbawa isu-isu tersebut.
Bagaimana seorang Isaac Newton, anak dari keluarga petani, mampu menghasilkan hukum gravitasi hanya dari peristiwa apel yang jatuh dari pohon sedangkan orang lain ketika melihat apel terjatuh hanya mengabaikan peristiwa tersebut? Hal ini tentu menunjukkan bahwa ada sesuatu yang spesial yang dimiliki oleh Isaac Newton, yaitu berpikir kritis. Isaac Newton selalu memiliki segelintir pertanyaan dalam dirinya ketika dia melihat sesuatu yang menurutnya aneh. Berpikir kritis terhadap sesuatu tidak akan mudah terbentuk dalam kepribadian seseorang jika orang tersebut tidak mampu atau enggan untuk membiasakan diri berpikir kritis. Oleh sebab itu, pembiasaan diri untuk berpikir kritis dalam segala hal merupakan solusi yang baik agar otak kita dapat dengan cepat merangsang sesuatu yang dianggap kurang tepat dan segera mengkritisinya dengan berusaha mencari sumber-sumber terkait masalah tersebut.
            Salah satu tempat yang memegang peran penting dalam hal mendidik seseorang adalah sekolah. Di sekolah, seseorang akan dididik dalam banyak hal, salah satunya cara mengkritisi suatu  pernyataan, teori, atau suatu masalah.  Oleh sebab itu, setelah lulus dari sekolah, siswa terbiasa untuk berpikir kritis terhadap masalah-masalah yang mungkin muncul di kehidupannya nanti.
Profesionalisme guru merupakan salah satu aspek penting dalam membiasakan siswanya untuk berpikir kritis. Guru sebaiknya tidak hanya menjelaskan materi yang sudah ditentukan dalam kurikulum atau RPP, tetapi juga dapat menyisipkan materi yang berhubungan dengan isu-isu yang sedang berkembang di masyarakat, misalnya, guru kimia menyisipkan materi tentang boraks dan formalin dalam pembelajarannya terkait isu bakso yang mengandung boraks dan formalin sehingga profesionalisme guru dalam mengemas isu tersebut menjadi bahan diskusi yang menarik sangat dibutuhkan.
-->
Materi studi kasus, misalnya boraks dan formalin, tidak harus dijelaskan oleh guru secara kompleks, baik itu mengenai struktur molekul boraks dan formalin atau reaksi-reaksi yang terjadi jika boraks atau formalin dikonsumsi oleh kita. Akan tetapi, guru dapat menjelaskan tentang rumus molekul boraks dan formalin, bahaya keduanya jika dikonsumsi, istilah kimia keduanya, atau sifat-sifat boraks dan formalin yang dimanfaatkan oleh beberapa pedagang yang tidak bertanggung jawab. Selain itu, guru juga harus menjelaskan manfaat boraks dan formalin. Hal ini dilakukan agar siswa tidak berasumsi bahwa bahan-bahan kimia termasuk boraks dan formalin selamanya berbahaya dan merugikan. Jadi, tidak hanya pembiasaan berpikir kritis yang didapat oleh siswa tetapi juga materi pelajaran kimia itu sendiri.
Hal-hal yang dapat dilakukan seorang guru untuk membiasakan siswa berpikir kritis adalah sebagai beikut. Sebelum guru memulai diskusi kelas mengenai isu yang berkembang di masyarakat, guru sebaiknya meminta pendapat siswa terhadap isu tersebut. Hal ini bertujuan untuk merangsang siswa dalam memunculkan berbagai pertanyaan terkait isu tersebut. Kemudian, guru memberikan tugas untuk mencari informasi berupa artikel terkait isu tersebut. Informasi-informasi yang diperoleh siswa dapat dijadikan bahan diskusi pada pertemuan selanjutnya sehingga pertanyaaan-pertanyaan yang telah ada dalam diri mereka mampu dijawab dan dikritisi. Selain itu, guru juga bisa meminta siswa untuk membawa sampel untuk diteliti atau dibuktikan bersama-sama. Tentu saja,  jika fasilitas sekolah memadai. Jika memungkinkan, guru dapat mengajarkan siswa untuk membuktikan sendiri di rumah mereka dengan pengawasan orang tua sehingga guru dapat meluruskan mindset siswa yang mungkin sebelumnya salah.
Diskusi tentang kasus-kasus yang sedang berkembang di masyarakat sebaiknya sering dilakukan oleh guru di kelas, misalnya di sela-sela pelajaran. Selain untuk membangun kebiasaan berpikir kritis siswa, hal tersebut juga bisa mengurangi kebosanan saat belajar materi pokok di sekolah. Dengan adanya pembiasaan tersebut, siswa akan menjadi lebih aktif dalam mencari isu yang sedang berkembang di masyarakat dan mencari informasi yang valid sehingga mereka memiliki pengetahuan tambahan selain pengetahuan pokok yang  diperoleh dari sekolah. Dampaknya, mereka menjadi bertambah pintar dalam memilah dan memilih informasi yang diterimanya. Kecerdasan mereka juga bertambah karena terbiasa berpikir kompleks. Jika setiap guru di Indonesia melakukan hal tersebut kepada siswanya, maka sebagian besar siswa di Indonesia akan menjadi lebih cerdas, yang berarti mutu pendidikan di Indonesia meningkat karena meningkatnya profesionalisme guru dalam mengemas suatu kasus yang sedang berkembang di masyarakat untuk dijadikan bahan diskusi.

0 komentar:

Posting Komentar

Blog Explore

Search

About

Pages

Pages - Menu

For better comunicating

Social Icons

Popular Posts

Text

Followers

About Me

Foto Saya
ACTIVATED BLOG
Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia
Just have fun with my blog.. Everything which is good for you is good for me.. Welcome to my own world !! (^^)
Lihat profil lengkapku

Featured Posts